Rhematoid arthritis
By : joko santoso.Amf (physiotherapist of PT.GULA PUTIH MATARAM)
Rhematoid
arthritis a.k.a REMATIK merupakan suatu penyakit autoimun kronis dengan
gejala nyeri, kekakuan, gangguan pergerakan, erosi sendi dan berbagai
gejala inflamasi lainnya. Penyakit yang 75 % diderita oleh kaum hawa ini
bisa menyerang semua sendi, namun sebagian besar menyerang sendi-sendi
jari (proximal interphalangeal dan metacarpophalangeal) . Semua orang
beresiko terserang rheumatoid arthritis, namun resiko ini akan meningkat
drastis pada usia 30 sampai 50 tahun, terutama pada wanita.
Dengan
tingkat prevalensi 1 sampai 2 % di seluruh dunia, prevalensi meningkat
sampai hampir 5 % pada wanita diatas usia 50 tahun. Berdasarkan data
diatas bisa diambil kesimpulan bahwa Rheumatoid arthritis akan menjadi
penyakit yang akan banyak ditemui di masyarakat.
Patofisiologi
Membran
syinovial pada pasien rheumatoid arthritis mengalami hiperplasia,
peningkatan vaskulariasi, dan ilfiltrasi sel-sel pencetus inflamasi,
terutama sel T CD4+. Sel T CD4+ ini sangat berperan dalam respon immun.
Pada penelitian terbaru di bidang genetik, rheumatoid arthritis sangat
berhubungan dengan major-histocompatibility-complex class II antigen
HLA-DRB1*0404 dan DRB1*0401. Fungsi utama dari molekul HLA class II
adalah untuk mempresentasikan antigenic peptide kepada CD4+ sel T yang
menujukkan bahwa rheumatoid arthritis disebabkan oleh arthritogenic yang
belim teridentifikasi. Antigen ini bisa berupa antigen eksogen, seperti
protein virus atau protein antigen endogen. Baru-baru ini sejumlah
antigen endogen telah teridentifikasi, seperti citrullinated protein dan
human cartilage glycoprotein 39.
Antigen mengaktivasi CD4+ sel T
yang menstimulasi monosit, makrofag dan syinovial fibroblas untuk
memproduksi interleukin-1, interleukin-6 dan TNF-α untuk mensekresikan
matrik metaloproteinase melalui hubungan antar sel dengan bantuan CD69
dan CD11 melalui pelepasan mediator-mediator pelarut seperti
interferon-γ dan interleukin-17. Interleukin-1, interlukin-6 dan TNF-α
merupakan kunci terjadinya inflamasi pada rheumatoid arthritis.
Arktifasi
CD4+ sel T juga menstimulasi sel B melalui kontak sel secara langsung
dan ikatan dengan α1β2 integrin, CD40 ligan dan CD28 untuk memproduksi
immunoglobulin meliputi rheumatoid faktor. Sebenarnya fungsi dari
rhumetoid faktor ini dalam proses patogenesis rheumatoid arthritis
tidaklah diketahui secara pasti, tapi kemungkinan besar rheumatoid
faktor mengaktiflkan berbagai komplemen melalui pembentukan immun
kompleks.aktifasi CD4+ sel T juga mengekspresikan osteoclastogenesis
yang secara keseluruhan ini menyebabkan gangguan sendi. Aktifasi
makrofag, limfosit dan fibroblas juga menstimulasi angiogenesis sehingga
terjadi peninkatan vaskularisasi yang ditemukan pada synovial penderita
rheumatoid arthritis.
PENANGANAN REHABILITASI MEDIK PENYAKIT REMATIK :
1. PENANGGULANGAN NYERI/RADANG :
a. AKUT : TERAPI DINGIN, ELEKTROTERAPI , TERAPI LASER,
b.
KRONIK : TERAPI DINGIN, KOMPRES HANGAT, HYDROCOLATOR PACK , INFRA
MERAH, KONTRAS BATH, ELEKTRO TERAPI, TERAPI LASER, SWD, MWD, USD,
AKUPUNTUR, MAGNETO TERAPI, HIDROTERAPI.
2. MENINGKATKAN LUAS GERAK SENDI (LGS): LATIHAN PEREGANGAN, TEHNIK MANIPULASI.
3. MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT : ELEKTRO STIMULASI, LATIHAN PENGUATAN.
4. MENINGKATKAN ENDURANCE OTOT : JALAN KAKI, JOGGING, SEPEDA STATIK, BERENANG, TREADMILL
5.
MENCEGAH DEFORMITAS : PEMANASAN SEBELUM LATIHAN, PENDINGINAN SETELAH
LATIHAN, TONGKAT KETIAK, TONGKAT, WALKER, ORTESA/BRACE/SPLINT.
6. MENGURANGI KEKAKUAN SENDI : USD, PARAFIN BATH, LATIHAN LGS, LATIHAN PEREGANGAN.
7. MEDLINDINGI SENDI : SPLINT/BRACE/ORTESA, LATIHAN OKUPASI
8. MEMPERBAIKI KESEIMBANGAN : LATIHAN KESEIMBANGAN
9. MEMPERBAIKI POSTUR : LATIHAN POSTUR, LATIHAN BIOFEEDBACK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar