Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) , pelatihan fungsi, dan komunikasi. (Kepmenkes RI No. 1363/MENKES/SK/XII/2f01)

Minggu, 27 Mei 2012

PLASTISITAS

PLASTISITAS adalah kemampuan atau kapasitas dari sistem saraf pusat untuk beradaptasi terhadap kebutuhan fungsional.
Pada sebuah penelitian terhadap otak, otak yang mengalami kerusakan dapat terjadi
recoveri ( pemulihan ) jika otak tersebut diberikan stimulasi.

Kategori recoveri saraf pusat :
  1. DIASCHISIS / NEURAL SHOCK / SPINAL SHOCK : jika satu bagian otak mengalami lesi, maka tempat-tempat di sekitar lesi mengalami gangguan fungsi. Sebenarnya pemulihan terjadi pada tempat-tempat yang tidak mengalami lesi. Sifat kelumpuhan pada fase ini ialah flaccid.
  2. DENERVATION SUPERSENSITIVITY : bila pada salah satu serabut saraf rusak, maka serabut saraf yang masih baik akan mengambil alih fungsi serabut saraf yang rusak.
  3. SILENT SYNAPSIS RECRUITMENT : bila synapsis utama rusak, maka synapsis yang tersembunyi fungsinya akan dioptimalkan.
  4. AXONAL REGENERATION : ada 2 synapsis, jika salah satu mengalami lesi, maka akan melakukan regenerasi ke synapsis yang masih baik serta mengalihkan fungsinya ke synapsis yang ditumpangi.
  5. COLLATERAL SPROUTING : jika salah satu synapsis rusak, maka fungsinya diambil alih oleh synapsis yang masih baik.


Faktor yang mempengaruhi recoveri :
  1. USIA : semakin muda semakin cepat recoverinya.
  2. MATURITAS : semakin matang fungsi otak, maka kemampuan recoveri semakin baik.
  3. UKURAN LESI : semakin luas menyebabkan gejala lebih berat dan masa pemulihan lebih lama.
  4. AREA LESI : bila lesi tidak berada di daerah yang vital, maka tidak menimbulkan gejala yang berat.
  5. PERJALANAN LESI : jika lesi terjadi secara seketika, maka otak sulit untuk melakukan recoveri.
  6. PEMAKAIAN / ADANYA STIMULASI : jika salah satu bagian otak lesi, maka organ yang diatur olehnya bisa digunakan untuk memberikan stimulasi dengan pola gerak tertentu.
  7. PENGALAMAN : memberikan stimulasi pada otak yang berbentuk kebiasaan.
  8. LINGKUNGAN : bila penderita lesi otak sering dibantu, maka akan memperlambat recoveri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar