Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) , pelatihan fungsi, dan komunikasi. (Kepmenkes RI No. 1363/MENKES/SK/XII/2f01)

Selasa, 10 Januari 2012

NASO PHARINGEAL SUCTION


Pengertian
Suatu cara untuk mengeluarkan secret dari saluran nafas dengan menggunakan suction kateter yang dimasukkan melalui hidung atau rongga mulut kedalam pharyng atau trachea.

Tujuan
1. Untuk memelihara saluran nafas tetap bersih.
2. Untuk mengeluarkan
secret dari pasien yang tidak mampu mengeluarkan sendiri.

Prosedur
Persiapan Alat
1. Periksa peralatan suction, tekanan negative untuk penghisap berfungsi baik.
2. Periksa botol regulator, tube penghubung.
3. Siapkan oksigen.
4. Periksa peralatan suction, tekanan negative untuk Siapkan air yang dimasak untuk membersihkan ujung suction.
5. Siapkan suction kateter yang steril, pergunakan ukuran yang sesuai.

Persiapan Pasien
1. Minta pasien untuk puasa 2 jam sebelum suction dilakukan, kecuali ada hal-hal yang khusus, pasien dapat minum air putih.
2. Berikan informasi kepada pasien/ keluarganya tentang yang akan terjadi dan yang akan dirasakan pasien.
3. Letakkan pasien dalam posisi tudur telentang/ miring dengan leher agak sedikit ekstensi.
4. Berikan pre oksigen pada pasien-pasien dengan kasus-kasus gangguan syaraf, seperti pasien CP, pasien dengan gangguan jantung, pasien Down Syndrom pada bayi dibawah umur 3 bulan.


Pelaksanaan:
1. Buka ujung kemasan kateter pada sisi yang akan dihubungkan dengan tube suction.
2. Tarik kateter keluar dari kemasan.
3. Masukkan kateter melalui mulut atau hidung secara perlahan sampai ke trachea.
4. Apabila pasien terbatuk saat kateter dimasukkan, berarti ujung kateter sudah mencapai trachea.
5. Lakukan suction dengan menutup lubang control yang ada pada kateter.
6. Lepaskan ibu jari sambil memutar kateter kepermukaan yang lebih terbuka.
7. Lakukan pengulangan suction, durasi waktu untuk penghisapan tidak boleh lebih dari 5 – 15 detik.
8. Keluarkan kateter perlahan-lahan setelah penyedotan selesai.
9. Bersihkan kateter dan tube dengan steril solution.
10. Re oksigenisasi, dan suction lagi jika perlu.
11. Posisikan pasien pada posisi setengah duduk apabila pasien muntah.


Indikasi:
1. Pasien yang pita suaranya tidak dapat tertutup.
2. Pasien yang koma.
3. Pasien yang tidak bias batuk karena kelumpuhan dari otot pernafasan.
4. Bayi atau anak dibawah umur 2 tahun.
5. Pasien yang secretnya sangat banyak dan kental, dimana dia sendiri sulit untuk mengeluarkannya.

Kontra Indikasi:
1. Pasien dengan stridor.
2. Pasien dengan kekurangan cairan cerebro spinal.
3. Pulmonary oedem.
4. Post pneumonectomy, ophagotomy yang baru.

Kerugian penggunaan suction:
1. Pendarahan/ keluar struktur.
2. kontaminasi bakteri
3. Kekurangan oksigen sesaat.
4. Ketakutan dan panic pada pasien yang sadar.
5. Kecenderungan untuk tachycardia karena emosi, apnoe karena anoksia.
6. Vagal reflex.
7. Ekstra iritasi→ ekstra produksi secret.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar