Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis) , pelatihan fungsi, dan komunikasi. (Kepmenkes RI No. 1363/MENKES/SK/XII/2f01)

Selasa, 03 Januari 2012

Fisioterapi pada Fasciitis Plantaris

Suatu studi kasus oleh Slamet Parjoto, SST. Ft
sumber : fisiosby.com
Seorang perawat wanita berusia 53 tahun dirujuk ke unit PT dengan diagnosa FP .
Pada kunjungan pertama pasien sudah mengalami nyeri kurang lebih 2 tahun , dimana nyeri hilang timbul . Ketika pertama kali pasien mengeluh nyeri ybs memperleh injeksi kortison dan obat-obat anti inflamasi . Nyeri berkurang 90% dan tidak menimbulkan gangguan sewaktu menumpu beraktivitas dengan menumpu berat badan ( weight bearing ) keadaan ini berlangsung sampai dengan 6 bulan kedepan . Setelah 6 bulan pasca injeksi kortison pasien mengalami nyeri lagi sampai dua kali ulangan dan ybs mendapatkan lagi terapi kortison dan obat-obat anti inflamasi lagi . Pada injeksi kortison yang ke tiga keluhan nyeri tidak berkurang sehingga pasien di rujuk ke unit Fisioterapi .
Pada kunjungan pertama pasien menyatakan nyeri terakhir dirasakan kurang lebih 6 minggu sebelum dirujuk ke unit PT . Dia menyatakan bahwa sebelum nyeri timbul dia melakukan aktivitas jogging 5 kali seminggu , selain itu ybs juga harus bekerja dbel waktu karena menggantikan teman .
Nyeri terutama dirasakan pada tumit kanan yang terjadi saat pertama kali dia menapakan kakinya kelantai sehabis bangun tidur atau ketika mau berjalan setelah duduk lebih dari setengah jam . Saat ini pasien tak lagi mampu jogging dan merasakan nyeri yang terus menerus selama berdiri atau seawaktu melaksanakan pekerjaannya . VAS 7/10 Radiografi tidak menunjukan adanya fraktur maupun spur . Seminggu sebelum dirujuk pasien mulai mengknsumsi obat anti-inflamasi .



PEMERIKSAAN FISIK OLEH FISIOTERAPI
1.Palpasi
2.Gait
3.Fleksibilitas relatif
4.LGS dan kekuatan otot
5.Sepatu yang digunakan .
1.Penekanan pada tumit tidak menimbulkan nyeri yang berarti , tetapi nyeri terutama dirasakan pada daerah medial anterior dari tuberkulum kalkanei . Rasa tak nyaman meninggi saat penekanan pada lengkung fascia plantar disertai dengan ekstensi pasif jari-jari kaki . Tak dijumpai adanya peninggian suhu lokal atau pembengkakan
2.Pola jalan terlihat adanya pronasi subtalar yang berlebihan sewaktu menumpu berat badan yaitu akhir dari midstance . Fleksi dorsal pada pergelangan kaki kanan juga mengalami keterbatasan saat midstance sampai terminal stance . Gerak pada lutut , penggul dan pelvis simetris antara tungkai kanan dan kiri

3.Pemeriksaan fleksibilitas menunjukan adanya gangguan pada kelompok fleksor plantar yang dibuktikan terjadinya sedikit fleksi lutut sewaktu berdiri . Ketika pasien diminta untuk mempertahankan tumit dilantai dan lutut ditekuk terjadi pronasi yang berlebihan pada midfoot kanan .
PROGRAM FISIOTERAPI
1.Untuk mengurangi nyeri pasien diminta untuk menggunakan es dan istirahat . Pemberian massage es terutama diberikan menjelang tidur . Latihan fleksibilitas juga harus dilakukan oleh pasien .
2.Di unit PT , phonoporesis , straping dan ortose temporer .
EVALUASI
Pasien mengalami penurunan nyeri dari 10 /10 menjadi 5/10 sewaktu kunjungan yang kedua . Nyeri dirasakan pagi hari dan memberat lagi diwaktu senja /sore . Terapi tetap sama dengan hari I ditambah dengan menggunakan ostose berupa medial heel dan wedge pada forefoot yang bertujuan mengurangi pronasi. Saat kunjungan ke 3 kondisi pasien menunjukan stadium sub akut hal ini ditunjukan dengan keluhan nyeri yang hanya terjadi saat penguluran fascia plantar mencapai range maksimal . Pendekatan PT harus dilakukan lebih agresif yaitu berupa latihan daya tahan dengan menggunakan sepeda statis guna mengganti program lari . Pasien diminta untuk memperbaiki pola jalannya . Pasien juda diminta untuk memperkuat otot-otot intrinsik dan supinator . Pada kunjungan ke empat keluhan nyerinya 3/10 . 17 hari sesudah keunjungannya yang pertama pasien berkunjung lagi ke unit PT , dan pada kunjungan ke 5 nya nyeri tinggal 1/10 terutama terjadi pada pagi hari dan sore . Ortose permanen dianjurkan kepada pasien ybs . 2 minggu kemudian pasien datang lagi tanpa keluhan nyeri . 1 bulan berikutnya lewat telpon diketahui bahwa pasien tidak lagi mengalami nyeri ketika sedang bekerja dan dia sudah bisa berolahraga lari 20 mil per minggu .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar